Thursday 26 February 2015

INSTITUT KARATEDO INDONESIA ( INKAI )

 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
SEJARAH BERDIRINYA INKAI
Pada tanggal 15 April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.
Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Baud A.D. Adikusumo. Ia adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA. Ia mulai mengajarkan karate. Pada Tahun 1967 beliau berkumpul dengan dua mahasiswa Indonesia yang juga telah menyelesaikan kuliah dari Jepang yakni Sabeth Mukhsin dan Anton Lesiangi. Pada tahun 1970, Sabeth Mukhsin beserta dengan Baud A.D. Adikusumo dan Anton Lesiangi Mendirikan PORKI (Persatuan Olah Raga Karate Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia).
Pada waktu itu Sabeth Mukhsin telah mendapatkan tingkatan DAN 3 dari JKA (Japan Karate Association) yang merupakan DAN tertinggi di Indonesia pada waktu itu, Anton Lesiangi (DAN 1 JKA) dan Baud A.D. Adikusumo (DAN 1 JKA) Sabeth Mukhsin, Anton Lesiangi beserta Baud A.D.Adikusumo akhirnya mendirikan Lembaga Pendidikan Karate yg disebut INKAI (Institut Karate-Do Indonesia) pada tahun 1971 yang dikenal sebagai Perguruan (Lembaga Pendidikan) pertama di Indonesia.
Beberapa tahun kemudian Baud A.D. Adikusumo mendirikan Institut Karate Do (INKADO) dan Anton Lesiangi mendirikan Perguruan Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia), yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club).
 
Dari situlah berkembang apa yg disebut Aliran Karate lain yaitu Wado dibawah asuhanWado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu.
 
Selain itu juga dikenal Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryuNardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.
 
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh KONI.
 
Pada Tahun 1985 terjadi kericuhan di badan organisasi FORKI, dan muncullah induk organisasi cabang olahraga Karate yang baru yang disebut PKSI (Persatuan Karate Seluruh Indonesia) yang memakai sistem organisasi Cabang Olahraga yang memiliki kurikulum baku tanpa menganut Aliran Karate.
 
Pada tahun 2000, PKSI pun berganti nama menjadi FKTI (Federasi Karate Tradisional Indonesia) Sampai saat ini di Indonesia ada 2 Induk Organisasi Cabang Olahraga Karate, yakni FORKI (yang menganut Cabang Olahraga Karate Aliran) dan FKTI (yang menganut Cabang Olahraga Karate tanpa Aliran).

LATIHAN KUMITE KARATE

Latihan Kecepatan untuk Komite

 
Membaca suatu artikel tentang beladiri Taekwondo, saya jadi terinspirasi untuk menulis sabagai bahan untuk memperkaya dan menyempurnakan pengetahuan tentanglatihan beladiri khususnya Karate. Barangkali dengan tulisan saya ini akan membantu menambah wawasan para karateka tentang gaya latihan fisik mereka, sehingga tehnik dan kekuatan fisiknya akan lebih baik.
Dalam rangka menyiapkan diri anda untuk pertandingan yang akan berlangsung 8 minggu, hal2 apa saja yang ingin anda lakukan untuk mempersiapkan diri? Apakah anda akan melakukan:
1. Lari jarak pendek 1 - 2 km
2. Lari jarak menengah 3 - 5 km
3. Lari jarak jauh 6 - 10 km
4. Sprint 50 - 100 meter
Sebelum anda mengetahui jawaban mana yang benar ada baiknya anda memahami hal2 yang penting dalam dulu tubuh anda. Tubuh kita terdiri dari dua serat otot yaitu otot merah dan otot putih. Serat otot merah adalah serat otot yang bekerja dengan lambat namun lebih tahan lama atau yang lebih dikenal dengan “sentakan lambat”. Sedangkan serat otot Putih adalah serat otot yang bekerja dengan cepat dan meledak-ledak yang dikenal dengan “sentakan cepat”.
Setiap orang mempunyai komposisi yang berbeda antara otot putih dan otot merah, atau dengan kata lain seseorang mungkin ada yang memiliki serat otot Putih lebih banyak dibandingkan dengan otot merah, tapi yang lainnya ada yang memiliki serat otot putih yang lebih sedikit dibandingkan otot merahnya.
Atlit olympiade yang lari pada jarak pendek seperti 100m/400m mempunyai sejumlah besar otot putih. Sedangkan pelari marathon dan pelari jarak jauh seperti 1600m mempunyai sejumlah besar otot merah. Jika kita tukar antara si pelari jarak jauh dengan jarak pendek, maka pelari jarak pendek akan mudah kelelahan di marathon dan pelari marathon akan sangat lambatlarinya di jarak 100m.
Bial anda sudah mempunyai komposisi serat otot putih maupun merah yang mungkin tidak sesuai dengan harapan anda tidak apa2. Itu karunia dari Sang Maha Pencipta, nikmatilah! Tapi berita baiknya serat2 otot tersebut bisa dilatih.
Kemudian yang perlu anda pahami adalah bahwa Karate adalah olahraga yang cepat dan meledak-ledak. Poin akan anda dapatkan saat anda menyerang cukup cepat untuk mengenai sasaran sebelum lawan anda dapat menghindar. Akan menjadi sulit jika anda bergerak dengan lambat.
Jika anda memilih jawaban no. 3 adalah artinya anda berlatih gerakan yang lambat untuk
Mempertahankan pada waktu yang lama, sedangkan dalam pertandingan waktunya Cuma 3-4 menit per ronde (bukan waktu yang lama).
Jika anda memilih jawaban no. 2, maka anda masih melatih otot merah anda. Jarak 3-5 km adalah jarak untuk daya tahan bukan untuk ledakan.
 
Jika anda memilih jawaban no. 1, anda masih benar tapi masih kurang masalahnya saat anda berlari 1-2 km, potensi otot putih belum digunakan dengan maksimal. Coba pikir seperti ini, kita ambil rata-rata, biasanya seorang Karateka bisa berlari dengan jarak ini sekitar 5-6 menit. Masih saja, ini masih kurang tepat karena dalam pertandingan karate, anda memerlukan ledakan yang besar namun dalam waktu yang pendek.
Jika anda memilih jawaban no.4 maka itu suatu jawaban yang tepat karena dalam sebuah lari sprint yang maksimal membuat otot anda bekerja dengan kemampuan yang sama dengan saat pertandingan Karate. Sekarang mungkin anda bertanya, "tapi hanya dibutuhhkan waktu 13 detik untuk berlari sprint 100 meter, dan pertandingan Karate berlangsung 3 menit." Jadi halini kenapa anda akan beristirahat selama 15 detik kemudian berlari sprint lagi 100m. Lanjutkan dengan pola seperi ini sampai waktu 3 menit. maka anda akan terbiasa dengan waktu pertandingan Taekwondo sekitar 2-3 menit dengan waktu istirahat 1 menit.
Pola berulang ini sprint-istirahat-sprint-istirahat dst. sangat mirip dengan pertandingan Karate. Kebanyakan pertandingan ada saat yang meledak-ledak yakni sekitar 13 detik. Kemudian biasanya ada waktu seseorang akan tidak melakukan serangan dan hanya berputar-putar sekitar lapangan sebelum kemudian melakukan ledakan lagi.
 
Begitulah persiapan fisik untuk pertandingan, tapi menurut pendapat penulislari jarak jauh juga tidak boleh diabaikan, karena dengan berlari jarak jauh tubuh kita akan menjadi siap atau tidak kaget dalam melakukan latihansprint, sehingga sprint kita bisa mencapai tingkat yang maksimal. Lari jarak jauh juga berguna untuk meningkatkan ketahanan tubuh kita dalam bertarung jika dalam pertarungan yang sebenarnya, seumpama kita sedang melawan satu orang atau dikeroyok tiga orang, maka kita dituntut untuk mempunyai ketahanan fisik yang lama, karena dalam pertarungan yang sebenarnya tidak mengenal waktu, jadi siapa yang paling tahan itu adalah yang menang.

TRADISI KARATE

Tradisi Karate

zarei
Salam Karate !!

Etika bagi sesama karateka adalah mengucapkan lafal “OSH” yang merupakan singkatan dari “OSHINABU” yang mengandung arti pantang menyerah. Apabila seorang karateka bertemu dengan kohai (=adik seperguruan) atau senpai (=kakak seperguruan) maupun sensei (=guru [DAN III keatas]) maka ia sebaiknya mengucapkan salam tersebut yang diawali dengan sikap badan siap lalu membungkukkan badan, sehingga dengan cara tersebutlah (karate-do) karateka menunjukkan rasa respeknya.
Osh juga berarti “saya mengerti” dan “terima kasih”.

Upacara :

Dilakukan pada saat sebelum dan sesudah latihan karate, ujian kenaikan tingkat (Kyu maupun DAN), demonstrasi pertandingan, rapat lengkap organisasi dan kongres.

Upacara tradisi karate terdiri dari :

1. Menyiapkan karateka secara tata upacara karate.
2. Pembacaan Sumpah Karate.
3. Menenangkan pikiran (makusho).
4. Penghormatan terhadap bendera negara, serta lambang perguruan serta induk organisasi.
5. Penghormatan lengkap terhadap pelatih, sesama karateka, dan tempat latihan (dojo).

Tata cara upacara karate disusun sebagai berikut :

* Barisan disusun secara senioritas berurut dari kanan ke kiri.
* Pimpinan upacara adalah Majelis Sabuk Hitam yang mengambil tempat didepan barisan (saf) kohai.
* Pengucapan sumpah karate oleh tingkatan kyu paling senior.
* Upacara diusahakan tersedia bendera negara dan bendera perguruan serta induk organisasi olah raga.
* Upacara yang dihadiri lebih dari satu orang majelis sabuk hitam maka barisan disusun secara senioritas mulai dari paling kanan barisan.

SUMPAH KARATE

Sumpah Karate
SUMPAH KARATE :

Sumpah Karate Ada Lima Yaitu :
1) Sanggup Memelihara Kepribadian
2) Sanggup Patuh Pada Kejujuran
3) Sanggup Mempertinggi Prestasi
4) Sanggup Menjaga Sopan Santun
5) Sanggup Menguasai Diri

Dalam Bahasa Jepangnya:
SUMPAH KARATE

1. SANGGUP MEMELIHARA KEPRIBADIAN

Jinkaku kansei ni tsutomuju koto

2. SANGGUP PATUH PADA KEJUJURAN

Makoto no michi o mamoju koto

3. SANGGUP MEMPERTINGGI PRESTASI

Doryoku no seishin o yoshinau koto

4. SANGGUP MENJAGA SOPAN SANTUN

Reigi o omonzuju koto

5. SANGGUP MENGUASAI DIRI

Kekki no you o imashimuju koto


Arti Dari Sumpah Tersebut Adalah :
a) Sanggup Memelihara Kepribadian
Seorang Karateka berjiwa ksatria, sportif, berbudi pekerti luhur, tidak sombong dan rendah hati

b) Sanggup Patuh Pada Kejujuran
Seorang Karateka pantang berbohong, jujur pada diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat dipercaya semua orang.

c) Sanggup Mempertinggi Prestasi
Sesuai tingkatan sabuk, seorang Karateka harus dapat meningkatkan kemampuan diri dari segi teknik, fisik dan keilmuan serta filosofi Karate-Do. Bagi para atlet harus rajin berlatih agar mampu meningkatkan prestasi yang sudah diraih.

d) Sanggup Menjaga Sopan Santun
Karateka adalah figur yang memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari, baik di perguruan, pekerjaan dan pergaulan di masyarakat. Menghormati dan menghargai sesama Karateka (yunior, setara dan senior) maupun kepada orang lain.
Sebagaimana dinasihatkan Gichin Funakoshi: “Tanpa sopan santun kau tidak akan bisa berlatih Karate-Do. Hal ini tidak hanya berlaku selama latihan saja namun juga dalam hidupmu sehari-hari.”

e) Sanggup Menguasai Diri
Seorang Karateka yang menjiwai Karate-Do akan mampu mengendalikan emosinya. Lebih memilih menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah daripada kepalan tangan. Selalu menghindari perkelahian daripada menimbulkan masalah apalagi mencederai orang lain. Teknik Karate hanya digunakan saat keadaan benar-benar memaksa dan tak ada jalan lain untuk menghindar.
Gichin Funakoshi mengingatkan; untuk mendapat seratus kemenangan dalam seratus pertarungan bukanlah kemampuan yang tertinggi. Untuk menaklukkan lawan tanpa bertarung adalah kemampuan yang tertinggi.


Sebuah renungan
Sumpah Karate diucapkan saat upacara tradisi Karate, di awal dan akhir latihan.
Jika latihan dua kali dalam seminggu, berarti seminggu empat kali mengucap sumpah.
Dalam sebulan, berarti enam belas kali mengucap sumpah.
Sebagai Karateka, apakah sikap dan tingkah laku kita sudah sesuai dengan sumpah yang kita ucapkan ratusan bahkan ribuan kali selama kita berlatih Karate?

Tingkatan sumpah lebih tinggi tanggungjawabnya dari sekedar ikrar dan janji.
Sumpah, mudah diucapkan, tapi tak semua orang bisa melaksanakan.

ISTILAH DALAM KARATE


TINGKATAN DALAM KARATE

1
KYU
:
Tingkatan di bawah Sabuk Hitam
2
DAN
:
Tingkatan Sabuk Hitam, dari tingkat pertama sampai DAN 10
3
MUDANSHA
:
Tanpa tingkatan, khusus bagi murid di bawah Sabuk Hitam
4
YUDHANSHA
:
Sabuk Hitam dari pertama sampai DAN 10


KEDUDUKAN PERSONAL

1
DENSHI
:
Semua murid-murid tanpa menghiraukann tingkatan
2
KOHAI
:
Murid yunior
3
SENPAI
:
Kakak perguruan senior
4
SENSEI
:
Guru (Sabuk Hitam) yang berkompeten mengajar
5
SHIHAN
:
Master (instruktur) tingkatan yang sangat tinggi, di atas DAN V

  
TINGKATAN SABUK HITAM

SHODAN                                               : Sabuk Hitam DAN I
NIDAN         
                                          : Sabuk Hitam DAN II
SANDAN       
                                        : Sabuk Hitam DAN III
YONDAN     
                                        : Sabuk Hitam DAN IV
GODAN         
                                        : Sabuk Hitam DAN V
ROKUDAN    
                                        : Sabuk Hitam DAN VI
SHICHIDAN  
                                        : Sabuk Hitam DAN VII
HACHIDAN 
                                          : Sabuk Hitam DAN VIII
KUDAN       
                                           : Sabuk Hitam DAN IX
JUDAN       
                                            : Sabuk Hitam DAN X

ISTILAH dan EKSPRESI

CHUDAN                                              : Tingkat menengah
CHUI                 
                                    : Peringatan
DESHI               
                                    : Murid
DOJO               
                                    : Pedepokan
GEDAN            
                                     : Tingkatan lebih rendah
HAJIME            
                                    : Mulai
JODAN             
                                   : Tingkatan lebih tinggi  
KATA          
                                         : Rangkaian gerakan karate
KARATE-GI       
                                 : Seragam karate
KIAI                   
                                    : Metode yg khas dlm beladiri Jepang
KIHON              
                                    : Latihan Dasar
KIHON KUMITE
                                 : Lawan yg sdh diatur sebelumnya
KIME                
                                     : Konsentrasi penuh dlm penghimpun tenaga
KUMITE           
                                    : Perkelahian  
MA-AI               
                                    : Jarak
MAWATE           
                                 : Berbalik
MAKIWARA       
                                 : Pemecahan
OSU                  
                                    : Sapaan karateka
SEITO               
                                    : Murid
SHI-AI              
                                     : Even
SHOBU            
                                    : Pertarungan
SHOMEN           
                                  : Ruang buat tamu khusus
YAME              
                                     : Berhenti
YOI                 
                                       : Bersiap
ANGKA DALAM BAHASA JEPANG

ICHI                                        : Satu
NI              
                             : Dua  
SAN           
                           : Tiga
SHI            
                            : Empat
GO             
                           : Lima  
ROKU       
                            : Enam
SHICI           
                         : Tujuh
HAC HI                                  : Delapan
KU                  
                       : Sembilan
JU                   
                       : Sepuluh    
 


KUDA-KUDA

DACHI                                      : Cara berdiri
FUDO DACHI               
         : Sikap dasar berdiri  
HEISUKO DACHI         
        : Sikap berdiri bebas  
JIYO DACHI                 
           : Berdiri dg sikap bebas
KOKUTSU DACHI        
       : Berdiri membelakangi
MAE DACHI 
                        : Berdiri dg mengarah ke depan
NIKO ASHI DACH I       
       : Cat Stance
SANCHIN DACHI         
        : Hour glass stance
ZENKUTSU DACHI       
      : Berdiri mengedepan




Ippon nukite yaitu Serangan satu jari tangan
Ippon nukite uchi yaitu Tangkisan satu jari
Jiku ashi yaitu Pusat putaran kaki
Jiyu dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) bebas
Jiyu ippon yaitu kumite Satu serangan dari posisi pertarungan (kumite) bebas
Jodan yaitu Tingkat yang lebih tinggi dari kepala
Juji uke yaitu Tangkisan menyilang (x)
Kage uki yaitu tangkisan berkait
Kage zuki yaitu Pukulan berkait
Kai ashi yaitu Langkah ke depan
Kaishu yaitu Tangan terbuka
Kaiten yaitu Perputaran
Kakato yaitu Tumit kaki
Kakato geri yaitu Tendangan tumit (dari atas ke bawah)
Kakiwaki uke yaitu Tangkisan langkah pertama dari kekalahan
Karate ni sente nashi yaitu Karate bukanlah yang bergerak pertama kali
Karate wa sente nari yaitu Karate lah yang bergerak pertama kali
Keage Tendangan ayunan yang melingkar ke depan/ke belakang
Keito uke yaitu Tangkisan pergelangan tangan (kepala ayam)
Kekomi yaitu Tendangan menekan
Ken Tinju
Kesa geri yaitu Tendangan diagonal
Kensei yaitu Teknik yang dilaksanakan dengan kiai yang diam
Kiba dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) menunggang kuda
Kin geri yaitu Tendangan selangkang
Kizami tsuki yaitu Pukulan pertama dengan tinju (tangan) yang di depan
Koko uchi Tangkisan mulut harimau
Kokutsu dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) belakang
Kosa yaitu Penyeberangan
Kosa dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) menyeberang
Kosa uke yaitu Tangkisan menyilang
Koshi yaitu Bola kaki
Koshi kaiten yaitu Perputaran pinggul
Koshi sabaki yaitu Pergerakan pinggul
Kuatsu yaitu Ilmu pengetahuan tentang kebangkitan
Kumade yaitu Tangan beruang (teknik tangan)
Kumade uchi yaitu Tangkisan cakaran beruang
Kuzushi waza yaitu Teknik untuk mematahkan keseimbangan
Mae yaitu Depan
Mae empi yaitu Serangan menyiku ke depan
Mae empi uchi yaitu Tangkisan depan menyiku
Mae geri keage yaitu  Tendangan tamparan kaki depan
Mae geri kekomi yaitu Tendangan menempel (menyodok) kaki depan
Manji uke yaitu Tangkisan tinggi/rendah
Mawashi yaitu Berputar
Mawashi empi uchi yaitu Tangkisan siku memutar
Mawashi geri yaitu Tendangan memutar
Mawashi tsuki Pukulan (tinju) memutar
Mawatte Berputar ke belakang (menghadap ke belakang)
Metsuke yaitu Melihat
Migi Kanan
Migi ashi orishiku Sikutan lutut kanan
Mika zuki geri Tendangan tambahan
Morote uke yaitu Meningkatkan tangkisan
Morote tsuki yaitu Pukulan sejajar (paralel)
Moto dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) asli
Musubi dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) berdiri formal (kaki membentuk "V")
Nagashi uke Tangkisan menyapu
Naiwan yaitu Belakang lengan
Nakadaka ippon kenyaitu Kepalan dengan jari tengah lurus
Name ashi geri yaitu Tendangan gelombang yang berputar
Nami ashi yaitu Tangkisan kaki kedalam
Naore Kembali ke posisi (kuda-kuda) Shizen-tai
Neko ashi dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) kucing
Nidan geri yaitu Tendangan ganda
Nihon nukite yaitu Kepalan dengan dua jari lurus (telunjuk & jari tengah)
Nihon nukite uchi yaitu Tangkisan dengan dua jari lurus (telunjuk & jari tengah)
Nihon tsuki yaitu Pukulan ganda
Nukite yaitu Pukulan dengan jari lurus kecuali ibu jari (tangan terbuka)
Oi tsuki yaitu Pukulan menerjang/menghujam
Oi gyaku tsuki yaitu Pukulan menerjang kembali
Osae Menekan; memaksa
Osaekomi waza yaitu Pegangan
Osae uke yaitu Tangkisan memegang
Otoshi empi uchi yaitu Tangkisan siku kebawah
Otoshi tsuki Pukulan kebawah
Otoshi uke Tangkisan kebawah
Ren geri Tendangan ganda; kombinasi tendangan
Renoji dachi Posisi (kuda-kuda) L
Ren tsuki Pukulan ganda; kombinasi pukulan
Renzoku waza Keseluruhan ilmu pengetahuan tentang teknik kombinasi
Ryoken Kedua pukulan
Ryowan Kedua lengan
Ryowan uchi uke Tangkisan ganda kedalam
Sai yaitu Pisau bercabang dua
Sabaki yaitu Gerakan dalam ruang
Sanbon tsuki yaitu Pukulan (tinju) tiga kali
Sanchin dachi Posisi (kuda-kuda) jam gelas
San tsuki yaitu Tiga pukulan
Sashi ashi yaitu Melangkahi
Seiken yaitu Kepalan (tinju) bagian depan
Seiryuto uke yaitu Tangkisan lembu jantan
Sen no sen yaitu Menyerang ketika lawan juga menyerang
Sen sen no sen yaitu Menyerang terlebih dahulu sebelum lawan memulai
Shihon nukite uchi yaitu Tangkisan tangan tombak
Shiko dachi Bergerak kesamping - mengarahkan posisi kaki
Shime waza Keseluruhan ilmu pengetahuan tentang teknik mencekik
Shintai yaitu Pergerakan tubuh
Shizen tai dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) berdiri biasa; posisi rileks
Sho yaitu Lebih sedikit / lebih kecil, kecil, berawal
Shorei yaitu Lambat, pergerakan yang kuat, penekanan kekuatan
Shorin yaitu Pergerakan yang cepat, penekanan kecepatan
Shuto uchi yaitu Tangkisan pisau tangan (dari dalam)
Shuto uke yaitu Tangkisan pisau tangan
Sochin dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) kaki mengangkang
Soete yaitu Tangan terbuka
Sokumen awase uke Kombinasi tangkisan samping
Sokuto Tepi luar (pisau) dari kaki
Soto mikazuki geri Tendangan bulan sabit dari samping
Soto shuto uchi Tangkisan pisau tangan samping
Soto ude uke Tangkisan sebelah luar lengan
Sukui Menyodok
Sukui uke Tangkisan menyodok
Sun dome Teknik menghentikan serangan sebelum mengenai sasaran
Suri ashi yaitu Gerakan meluncur (dimulai dari kaki depan)
Tai Tubuh;yaitu posisi menanti
Tai sabaki yaitu Pergeseran tubuh
Taikyoku yaitu Penyebab pertama
Tameshiwara yaitu Percobaan dengan mematahkan
Tate empi uchi Tangkisan siku keatas
Tate ken Tinju keatas
Tate shuto yaitu Pisau tangan keatas
Tate shuto uke Tangkisan pisau tangan keatas
Tate tsuki Pukulan tinju keatas
Te nagashi uke Tangkisan berupan sapuan (elak) tangan
Teiji dachi Posisi (kuda-kuda) T
Teisho Penyembunyian tumit kaki
Teisho uchi Bergerak dengan bola ibu jari
Teisoku yaitu Bagian bawah kaki
Tekubi yaitu Pergelangan tangan
Tettsui yaitu Tangkisan pukulan palu, kepalan bawah
Tettsui uchi yaitu Tangkisan kepalan bawah
Te wazza yaitu Teknik tangan
Tobi yaitu Melompat
Tobi geri Tendangan melompat
Tsugi ashi Teknik meluncur (dimulai dari kaki belakang)
Tsukami yaitu Cadangan
Tsukami uke Tangkisan cadangan
Tsuki (Zuki) yaitu Pukulan
Tsuki waza yaitu Ilmu pengetahuan tentang memukul
Tsumasaki Saran (dari Jari atau Jari Kaki)
Tsuru ashi dachi Posisi (kuda-kuda) menjulur
Uchi Dalam, tangkisan
Uchi majiri Teriakan (perkelahian)
Uchi mikazuki geriyaitu Tendangan bulan sabit dari dalam
Uchi shuto uchi yaitu Tangkisan pisau tangan dari dalam
Uchi ude uke yaitu Tangkisan lengan bawah dari dalam
Uchi waza Iyaitu lmu pengetahuan tentang teknik menghembus
Ude Lengan bawah
Uke Tangkisan
Uke waza Ilmu pengetahuan tentang teknik menangkis dan bertahan
Ukemi Jatuh, latihan jatuh
Ura tsuki Pukulan (tinju) tertutup
Uraken yaitu Tinju (pukul) kembali
Uraken uchi Tangkisan kembali
Uramawashi geri yaitu Tendangan setengah melingkar berbalik
Ushiro yaitu Belakang
Ushiro empi Sikutan berputar kebelakang
Ushiro empi uchi yaitu Sikutan kembali berputar kebelakang
Ushiro geri Tendangan belakang dengan cara menghujam
Ushiro mawashi geriyaitu Tendangan belakang setengah melingkar
Ushiro uramawashi geri yaitu Tendangan berputar kebelakang dengan setengah lingkaran
Wan yaitu Lengan
Washide uchi Tangkisan patukan elang
Yama tsuki yaitu Pukulan (tinju) melebar "U"
Yoko yaitu Samping
Yoko empi yaitu Sikutan samping
Yoko empi uchi yaitu Tangkisan siku samping
Yoko mawashi empi uchi yaitu Tangkisan siku samping menyodok
Yoko geri yaitu Tendangan samping
Yoko geri keage yaitu Tendangan samping menempel
Yoko geri kekomi yaitu Tendangan samping menyodok
Yori ashi yaitu Peluncuran kaki
Zenkutsu dachi yaitu Posisi (kuda-kuda) depan
Zuki (Tsuki) yaitu Pukulan (tinju)